12/17/11

cerbung >> Kau yang Aku Mau #7

Riri pun menghampiri wanda yang sedang kebingungan.

"wanda... hh.. hh" ucap riri dgn nafas yg terengah engah.
"nah kebetulan lo disini. Gue mau tanya, kok dari tadi anak anak ngeliatin gue sih?" tanya wanda.
"nah itu juga yg pengen gue omongin" jawab riri.
"maksudnya?" wanda bingung.
"itu.. Lo.." kata riri.
"gue kenapa?" ujar wanda panik.
"lo kepilih jadi pemeran utama cewek di drama angkatan kita" kata riri sumringah.
"ANJIR!!DEMI APA LO?KOK BISA SIH?" wanda ganyante.
"ya bisa lah, orang akting lo bagus banget kemaren" jelas riri.
"terus pemeran utama cowok siapa?" tanya wanda.
"emmmmm.... Yakin mau tau?" ucap riri.
"iya lah, gue harus tau dia kan yg bakal jadi partner gue nanti" kata wanda.
"oke.. Pemeran utama cowoknya REZA!wkwk mpoz lo, bener kan kata gue!pasti lo sama reza yg kepilih. Jodoh emang dah" ledek riri.
"apaan sih? Ga lucu tau ga! Gue tuh cuma cinta BISMA! Inget itu!" wanda murka dan langsung minggat dari hadapan riri.
"yah, kok gitu doang marah sih-_-" eluh riri.

'riri tuh kalo ngomong asal ya. Ga suka banget gue diginiin' batin wanda.

Tiba tiba ada cowok yang menghadang jalannya.

"ngapa pagi pagi udah murung?" tanya cowok itu.
"bukan urusan lo" jawab wanda singkat.
"urusan gue lah, mulai pulang sekolah kan lo akan latian bareng gue. Kalo lo nya murung kayak gini, latiannya pasti ga serius" sambung cowok itu.
"reza?" wanda langsung menoleh kearah orang itu.
"yaiyalah, siapa lagi? Senyum dong" pinta reza.
'demi apa ini reza?demi apa? Reza kan ga baik kayak gini? What happen with reza?' batin wanda.
"hey?kok malah bengong sih?" ucapan reza membuyarkan fikiran wanda yang daritadi ngelamun.
"ga kok gapapa. Bingung aja, kok reza jadi baik gini" kata wanda sambil garuk garuk kepala yg sebenernya ga gatel.
"emang gue baik kali haha. Udah yuk, masuk kelas ntar keburu masuk" ujar reza sambil narik tangan wanda.

*dag dig dug dag dig dug*
'aduh. Kok malah cenat cenut dan deg degan gini sih? Padahal reza cuma pegang tangan gue doang. Ada yg ga beres nih-_-' batin wanda.

~singkat cerita~
bel pulang pun berbunyi. Anak anak yang terpilih pun masuk ke ruang aula, termasuk wanda dan reza. Dan si ketua OSIS pun memasuki ruang aula dan berceloteh.

"adek adek yg disini adalah anak yg terpilih, terutama yg namanya muhammad reza anugrah dan wanda zafira winata. Mereka sangat berbakat" kata Rangga.
*prok prok* (suara tepok tangan)
"oke, sekarang kakak mau ngasih tau judul dramanya" kata rangga.
"apaan kak judulnya?" tanya salah satu murid.
"oke, kakak panggil orang yg membuat dramanya dulu ya" Rangga pun ke belakang panggung.

Beberapa detik kemudian, rangga kembali dengan membawa seseorang yang ga asing di mata wanda.

"nah, adek adek ini dia pengarang dramanya" ujar rangga.
"mohon kerja samanya" kata orang itu dgn senyum yang merekah.

Sementara anak anak bersorak riuh akan kedatangan orang itu, wanda hanya bengong dan ga berkutik.
"sekarang silahkan kenalin diri kamu ya" ujar rangga kepada orang itu.

Dia mengangguk dan tersenyum.

"temen temen, nama saya BISMA KARISMA, saya siswa dari SMA 28 Jakarta. Saya kesini karna sekolah saya mengadakan pertukaran pelajar antar kota. Mungkin kalian baru denger kalo ada study exchange antar kota, ini memang baru percobaan. Dan kebetulan juga saya sedikit memiliki bakat nulis, jadi saya diminta untuk membuat drama buat kalian. Oke segitu aja perkenalan dari saya, assalamualaikum~" jelas cowok yang ternyata Bisma.
"tuh adek adek udah denger kan? Ganteng ya si Bisma, kayak kakak" sambung Rangga dengan PEDE nya.
"PEDE ABIS KAK!GANTENGAN JUGA SAYA" teriak Reza.

Karna pengakuan Reza barusan, anak anak sontak ketawa geli. Kecuali Wanda, dia masih bengong. Masih ga percaya kalo orang yang dia cintai ada di depannya.

'Bisma?itu beneran Bisma?beneran?beneran?beneran?' batin Wanda.

Cuma itu yang ada difikiran Wanda, ga ada yang lain. Reza yang ngeliat Wanda bengong terus dari tadi, langsung ngagetin Wanda.

"woy!" reza sedikit berteriak.
"BISMA!?" kata kata itu yang keluar dari mulut Wanda.

Spontan semua orang di aula langsung nengok ke arah Wanda, begitu juga Bisma.

"kamu kenapa manggil Bisma?" tanya Rangga.
"eh engga kok kak ehehe" lagi lagi Wanda menggaruk kepalanya yang ga gatel.
"lah terus tadi kamu ngapain? Kuping kakak ga budeg loh" balas Rangga.
"itu emmm, aku cuma mau mastiin dia namanya Bisma apa bukan, eh ternyata bener kak" ujar Wanda ngeles layaknya bajaj bajuri(?)
"oh yaudah. Bisma, bisa kamu kasih tau judul drama & alur dramanya?" tanya Rangga ke Bisma.
"iya kak bisa bisa. Judulnya 'Kau yang Aku Mau'. Mengisahkan seorang cowok yg jatuh hati ke seorang cewek yg ada dideketnya, tapi dia ga sadar. Dia malah mikir, dia suka sama kakak dari cewek itu. Pokoknya cowok nya gasadar kalo dia cinta sama itu cewek. Jadi, gitu sedikit sinopsisnya" jelas Bisma.
"keren. Yaudah, kalo gitu buat Wanda & Reza silahkan maju kedepan biar Bisma kasih intruksi lebih lanjut" sambung Rangga.

"iya kak, ayuk maju fi" ajak reza kepada wanda.

'aduh, gimana ini? berhadapan sama bisma, bismillahaja lah' batin wanda.

wanda dan reza pun maju kedepan dan menghampiri bisma. Reza sih tenang tenang aja, tapi lain ama wanda yang badannya udah lemes selemes lemesnya, bagaikan gembel ga makan satu tahun(?)

"yaudah kalian dengerin instruksi bisma aja dulu, kakak ada perlu sebentar" kata rangga.

"iya kak" balas reza.

"oke, jadi gini lo reza.. lo tuh disini orangnya kayak gini *bla bla bla*" bisma ngejelasin tentang karakter Nino yang akan diperankan Reza dan reza dengerin dengan serius.

"ngerti kan za?" tanya bisma ke reza.

reza ngangguk dan berkata'iya'

"nah, kalo karakter lo eh siapa tadi namanya?" kata bisma

"wan..wanda" jawab wanda gugup.

sesaat bisma bengong dan merhatiin wanda dari ujung kaki sampai ujung kepala dan langsung lanjut berbicara.

"karakter Lita disini tuh gini... *bla bla bla*" jelas bisma.

selama bisma menjelaskan, wanda bengong dan ga dengerin apa yang bisma omongin.

"lo ngerti?" tanya bisma.

wanda ga jawab, masih bengong dan ga sadar kalo daritadi bisma melontarkan pertanyaan ke dia.

"hallo? lo ngerti apa kaga?" bisma mulai kesel.

"wanda! lo ditanyain tuh sama bisma" ujar reza sambil nyikut wanda.

"eh iya iya gue ngerti" kata wanda bohong.

"oke, gue rasa latian udah bisa dimulai" ujar bisma.

latian pun dimulai. semua bersiap siap. dan.......... tidak seperti yang diharapkan, latian ga jalan lancar. latiannya mandek gara gara wanda lupa dialog dan kurang memahami karakter.

"gimana sih? tadi katanya lo ngerti? tapi kok malah jadi begini? kalo ga ngerti bilang aja kali!" bentak bisma.

"ma.. maaf" kata wanda.

"maaf maaf, makan tuh maaf. OKE KITA BREAK DULU SEBENTAR" kata bisma.

wanda pun ke luar dari ruang aula dan menuju halaman belakang sekolah. diperjalanan dia berpapasan dengan bisma.

"tolong, jangan bawa bawa masa lalu kita di sekolah ini. gue sama lo udah ga ada hubungan lagi, jadi jangan sampe nanti pas latian lo kayak tadi lagi" ujar bisma tapi dia membelakangi wanda.

"tapi...." ucapan wanda dipotong sama omongan bisma.

"dan satu hal lagi.. gue bukan lagi bisma yang dulu" kata bisma yang langsung pergi meninggalkan wanda.

*jleb* rasanya ada jutaan pisau yang menusuk dada wanda setelah dia mendengar kata kata bisma. tak terasa butiran air mata terjatuh di pipinya. dia langsung berlari ke halaman belakang sekolah.

"gue sama lo udah ga ada hubungan lagi" "satu hal lagi.. gue bukan bisma yang dulu"

kata kata itu terus terngiang di kepala wanda. air mata pun terus menetes dan mengalir di pipinya.

"kenapa sekarang lo jadi jahat? kenapa? apa ini karma buat gue?" ucap wanda sambil menangis.

*flashback*

"wanda... aku suka sama kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?" ujar bisma.

"iya, aku mau" balas wanda.

bisma pun nyium tangan wanda.

*balik ke masa sekarang*

wanda mengenang masa masa saat dia di tembak sama bisma, masa masa SMP yang sangat indah. sesekali dia tersenyum sendiri di saat dia mengenang masa lalunya itu. tapi dia kembali menangis saat dia mengingat kata kata bisma yang tadi.

"bisma....!" wanda sedikit berteriak.

tiba tiba ada seseorang yang menghampiri dia dan memberikan dia sapu tangan.

"jangan sedih, muka lo jadi jelek" kata orang itu.

No comments:

Post a Comment